Sub Chapter 11.9 (Decoding a Counter)

Decoding A counter





1. Tujuan [Daftar]

  1. Dapat memahami sistem rangkaian Decoding a Counter 
  2. Mengaplikasikan rangkaian Decoding a Counter  kedalam software proteus
  3. Untuk dapat mengetahui penggunaan Decoding a Counter
  4. Untuk dapat lebih memahami karakteristik Decoding a Counter
  5. Untuk menyelesaikan tugas besar yang diberikan Bapak Dr. Darwison.


2. Alat dan Bahan [Daftar]



3. Dasar Teori [Daftar]


Cara kerja

    

4. Percobaan [Daftar]

A. Prosedur Percobaan



B. Rangkaian Simulasi

1. MOD-4 Ripple dengan decoding (JKFF)

2.MOD-4 Ripple dengan decoding (Gerbang Logika)

3.IC 7442 (Gerbang Logika)

4.MOD-4 Counter dengan gerbang logika






C. Prinsip Kerja


        


1) Touch Pad

    Ketika seseorang ingin memarkirkan mobil, Dia akan menekan tombol pengambilan karcis (touch pad) untuk mengambil karcis masuk garasi. Ketika touch pad disentuh maka touch pad akan mengeluarkan output sebesar 5 volt (terlihat pada voltmeter). Output dari touchpad masuk kekaki non inverting pada rangkaian Non-Inverting Amplifier sebagai sinyal input Amplifier sebesar 5 volt juga (Vin = 5 V). Pada rangkaian Non-Inverting Amplifier terjadi penguatan, dengan perhitungan Vout = (Rf/Ri+1)Vin. Dimana nilai Rf = 10k dan Ri = 10k sehingga jika dimasukkan kedalam rumus Vout = (10k/10k+1)5 = (1+1)5 = 2x5 = 10 Volt. Didapatkan nilai Vout melalui perhitungan sebesar 10 V. Hal ini juga bernilai sama dengan yang ditunjukan oleh voltmeter dibagian output rangkaian Non-Inverting Amplifier yaitu 10 V. Nilai Vout = 10 V menunjukan bahwa Op-Amp melakukan penguatan sebesar dua kali lipat dari sinyal awalnya dan tidak terjadi perubahan fasa. Setelah dari rangkaian Non-Inverting Amplifier, tegangan 10 V diumpankan ke resistor R10 yang sebesar 10k Ohm dan berlanjut ke transistor, maka ditransistor terukur tegangan Vbe = 0,83 Volt. Hal ini dapat menjadi indikator on atau offnya sebuah transistor. Oleh karena nilai Vbe melebihi 0,6 maka disini transistor berstatus on. Rangkaian dari transistornya berupa rangkaian fixed bias. Dengan adanya tegangan diVbe atau tegangan masuk kekaki base sebesar 0,83 (transistor on) maka ada tegangan dari Vcc melewati relay terus melewati kolektor terus ke emitor. Dikarenakan ada arus yang melewati kumparan relay maka switch relay akan bergerak dari kanan kekiri. Dengan sendirinya ada terjadinya loop yang menghidupi motor. Dari batre B4 memberikan suply ke motor dan keindikator lap sehingga motornya hidup. Motor hidup dan motor akan mengeluarkan karcis dan menaikan mobil.

2) Sensor PIR
 
    Ketika mobil melewati PIR sensor, maka sensor PIR akan mendeteksi adanya pergerakan (mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah). Hal ini membuat sensor PIR yang awalnya berlogika nol menjadi berlogika satu, ini menandakan PIR sensor sudah aktif. Ketika aktif, PIR sensor akan mengeluarkan tegangan output sebesar 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan masuk kekaki non inverting dari rangkaian Non-Inverting Amplifier sebagai sinyal inputan (Vin = 5 Volt). Pada rangkaian Non-Inverting Amplifier terjadi penguatan, dengan perhitungan Vout = (Rf2/Ri2+1)Vin. Dimana nilai Rf2 = 15k dan Ri2 = 10k sehingga jika dimasukkan kedalam rumus Vout = (15k/10k+1)5 = (3/2+1)5 = 5/2x5 = 12,5 Volt. Didapatkan nilai Vout melalui perhitungan sebesar 12,5 V. Hal ini juga bernilai sama dengan yang ditunjukan oleh voltmeter dibagian output rangkaian Non-Inverting Amplifier yaitu 12,5 V. Nilai Vout = 12,5 V menunjukan bahwa Op-Amp melakukan penguatan sebesar 1,5 kali lipat dari sinyal awalnya dan tidak terjadi perubahan fasa. Setelah dari rangkaian Non-Inverting Amplifier, tegangan 12,5 V diumpankan ke resistor R22 yang sebesar 10k Ohm dan berlanjut ke transistor, maka ditransistor terukur tegangan Vbe = 0,84 Volt. Hal ini dapat menjadi indikator on atau offnya sebuah transistor. Oleh karena nilai Vbe melebihi 0,6 maka disini transistor berstatus on. Rangkaian dari transistornya berupa rangkaian fixed bias. Dengan adanya tegangan diVbe atau tegangan masuk kekaki base sebesar 0,84 Volt (transistor on) maka ada tegangan dari Vcc melewati relay terus melewati kolektor terus ke emitor. Dikarenakan ada arus yang melewati kumparan relay maka switch relay akan bergerak dari kanan kekiri. Dengan sendirinya ada terjadinya loop yang menghidupi motor. Dari batre B3 memberikan suply ke motor dan keindikator lap sehingga motornya hidup. Motor hidup dan motor akan menggerakan pintu garasi agar pintu garasi terbuka.

3) Touch Sensor
    
    Ketika didalam garasi terdapat sensor touch. Saat mobil menyentuh touch sensor, maka sensor touch akan mendeteksi adanya sentuhan. Hal ini membuat sensor touch yang awalnya berlogika nol menjadi berlogika satu, ini menandakan touch sensor sudah aktif. Ketika aktif, touch sensor akan mengeluarkan tegangan output sebesar 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan masuk kekaki non inverting dari rangkaian Buffer (penguat satu kali) sebagai sinyal inputan (Vin = 5 Volt). Pada rangkaian buffer terjadi penguatan satu kali sehingga Vout = Vin. Dikarenakan nilai V in = 5 volt maka Vout = 5 Volt. Didapatkan nilai Vout melalui perhitungan sebesar 5 V. Hal ini juga bernilai sama dengan yang ditunjukan oleh voltmeter dibagian output rangkaian Non-Inverting Amplifier yaitu 5 V. Nilai Vout = 5 V menunjukan bahwa Op-Amp melakukan penguatan sebesar 1 kali lipat dari sinyal awalnya dan tidak terjadi perubahan fasa. Setelah dari rangkaian buffer, tegangan 5 V diumpankan ke resistor R14 yang sebesar 3k Ohm dan berlanjut ke transistor, maka ditransistor terukur tegangan Vbe = 0,89 Volt. Hal ini dapat menjadi indikator on atau offnya sebuah transistor. Oleh karena nilai Vbe melebihi 0,6 maka disini transistor berstatus on. Rangkaian dari transistornya berupa rangkaian self bias. Dengan adanya tegangan diVbe atau tegangan masuk kekaki base sebesar 0,89 Volt (transistor on) maka ada tegangan dari Vcc melewati relay terus melewati kolektor terus ke emitor. Dikarenakan ada arus yang melewati kumparan relay maka switch relay akan bergerak dari kanan kekiri. Dengan sendirinya ada terjadinya loop yang menghidupi motor. Dari batre B3 memberikan suply ke motor dan keindikator lap sehingga motornya hidup. Terlihat adanya indikator lampu yang akan hidup yang menandakan rangkaian berhasil dijalankan. Motor akan hidup dan motor akan menurunkan mobil.

4) Infrared Sensor

    
    

5. Video Percobaan [Daftar]


6. Link Download[Daftar]

  1. HTML Klik disini
  2. Rangkaian Klik disini
  3. Video penjelasan prinsip kerja rangkaian Klik disini
  4. Video simulasi rangkaian Klik disini
  5. Datasheet Infrared Sensor Klik disini
  6. Datasheet PIR Sensor Klik disini
  7. Datasheet Touch sensor Klik disini
  8. Datasheet Touchpad Klik disini
  9. Datasheet Baterai Klik disini
  10. Datasheet Buzzer Klik disini
  11. Datasheet Motor Klik disini
  12. Datasheet Dioda klik disini
  13. Datasheet Relay klik disini
  14. Datasheet Motor klik disini  
  15. Datasheet Lamp klik disini
  16. Library Infrared sensor Klik disini
  17. Library PIR sensor Klik disini
  18. Datasheet Voltmeter Klik disini
  19. Datasheet Resistor klik disini
  20. Datasheet Op-Amp klik disini
  21. Library Touch sensor Klik disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Besar (Parkir Otomatis)